Home
About
DAFTAR ISI
Gucang's Blog
Kehidupan Lain selain di Bumi
July 20, 2009 · Filed under Uncategorized · Tagged antariksa, bumi, galaksi, hot news, kehidupan, mars, nasa, planet, tata surya
bumi
Bumi ialah salah satu planet dari sembilan planet yang didalamnya terdapat kehidupan. Bumi berada pada urutan ketiga dari matahari setelah Venus. Oleh karena adanya atmosfer dan persedia air yang memadai serta sumber daya alam yand dapat digunakan membuat planet bumi ini ada kehidupan. Tetapi baru – batu ini telah ditemukan adanya kehidupan lain selain di bumi, dimankah itu??
Para ahli astronomi Amerika telah menyelidiki mengenai adanya kehidupan di planet lain. Badan antariksa Amerika serikat NASA melakukan percobaan mengenai hipotesis itu. Merkurius sangat mustahil adanya kehidupan karena jaraknya dengan matahari sangat dekat, selain itu atmosfernya sangat hampa sehingga tidak dapat menahan panas. Untuk planet Jupiter dan Saturnus juga tidak ada kehidupan karena termasuk planet luar. Uranus dan Neptunus juga tidak ada kehidupan, selain jaraknya jauh dengan matahari, kedua planet biru tersebut mengandung zat yang berbahaya apabila dihirup oleh manusia. Pluto juga mustahil adanya kehidupan karena jaraknya terlalu jauh dari matahari.
Venus dan Mars, kedua planet inilah yang berpotensi adanya kehidupan disana. Venus memiliki atmosfer yang diselimuti oleh asap tebal, dan permukaannya seperti rawa – rawa yang luas, perairan yang cukup . Namun hipotesis adanya kehidupan disana masih diragukan. Sedangkan planet Mars, para astronot telah melakukan percobaan mengenai adanya kehidupan disana dan membawa mahluk hidup dari bumi seperti semut dan serangga, ternyata mampu bartahan hidup disana. Selain itu para astronot berhasil mengambil gambar lewat kapal tak berawak yang mengarah ke planet Mars, dan hasilnya disana terdapat mahluk hidup. Lihat gambar dibawah ini.
mars
Dari gambar diatas menguatkan hipotesis bahwa disana ada kehidupan. Selain persediaan air yang cukup dan permukaan Mars dipenuhi gurun pasir merah sehingga planet ini dijuluki planet merah. Hingga saat ini, dapat dikatakan bahwa planet Mars mempunyai unsur kehidupan selain bumi
Jumat, 06 Januari 2012
Jika Matahari mati apakah bumi kiamat?
Matahari merupakan sebuah bintang, sama dengan bintang lainnya, matahari juga memiliki masa hidup. Jika bahan bakar matahari habis, maka matahari kita pun akan berhenti melakukan reaksi nuklirnya. Menurut peneliti, matahari kita akan mati sekitar 5 milyar tahun lagi. Sekarang mari kita kondisikan jika pada saat matahari akan mati masih ada kehidupan manusia di bumi.
Untuk dapat menghasilkan cahayanya sendiri dan bersinar, matahari memiliki bahan bakar helium yang difusi menjadi helium di inti matahari. Matahari menghasilkan energinya dari reaktor nuklir alaminya di pusatnya di mana suhu di pusat matahari berkisar sekitar 14.000.000 °C dan bertekanan 1.000.000.000 atmosfir (tekanan di permukaan bumi sekitar 1 atmosfir). Dengan keadaan panas yang jauh di atas panas membara seperti itu, reaksi nuklir fusi dapat terjadi di matahari. Reaksi nuklir yang terjadi di matahari adalah reaksi peleburan inti hidrogen menjadi inti helium. Nah, setiap detik 657.000.000 ton hidrogen diubah menjadi 652.500.000 ton helium.
Perbedaan massa sebesar 4.500.000 juta ton yang hilang inilah yang diubah menjadi energi. Jika hidrogen mulai menipis, inti matahari akan melakukan penekanan sehingga reaksi fusi yang dilakukan semakin intens. Hal ini berujung pada kematian bintang. Proses kematian matahari mengakibatkan bencana global dalam beberapa tahapan, yaitu:
Pada tahap pertama, suhu bumi menjadi 50-60 derajat celcius. Pada suhu yang seperti itu, pesawat akan susah lepas landas dan harus memiliki tenaga yang lebih kuat. Semua orang di dunia akan kepanasan, tanaman akan mati, dan es di kutub akan mencair sehingga permukaan laut dunia akan naik 60 meter. Kota-kota yang berada di pinggir pantai akan tenggelam.
Pada tahapan kedua ini, suhu meningkat hingga 100 derajat celcius di permukaan bumi. Manusia yang selamat akan pindah ke bawah tanah, dan manusia yang hidup di permukaan akan mati. Kalaupun kita ingin ke permukaan maka kita harus menggunakan baju astonot. Kota-kota akan terbengkalai, sumber-sumber air akan mendidih, organisme terakhir yang masih hidup adalah Cyanobacteria yang tahan terhadap panas. Magnetosfer atau medan magnet bumi ditembus oleh partikel-partikel radiasi matahari.
Pada tahapan ketiga, suhu di bumi meningkat menjadi 300 derajat celcius. Baju-baju astronot sudah tidak bisa melindungi. Orang-orang yang tinggal di bawah tanah pun akan mati. Semua barang-barang akan meleleh. Beton-beton penyusun gedung akan retak karena airnya menguap. Tapi bangunan-bangunan zaman dulu seperti piramida dan stonehenge masih akan bertahan karena tidak menggunakan beton. Laut sudah tidak ada airnya. Kalaupun ada, airnya pasti panas dan mendidih. Konsentrasi O2 (oksigen) rendah hingga di bawah 10% (karena panas dan kalah dengan konsentrasi uap air). Akibatnya, walaupun panas, tidak bisa terbakar karena kekurangan oksigen.
Pada tahapan ini, matahari semakin membesar. Kontraksi gravitasi yang terjadi di matahari menyebabkan intinya semakin memanas, dan helium yang terbentuk sebelumnya dari hidrogen melalui reaksi nuklir, nantinya akan membentuk inti karbon yang lebih berat lagi juga lewat reaksi nuklir. Akibat kontraksi gravitasi yang terjadi, inti matahari semakin panas dan konsekuensinya permukaan matahari kita akan membesar hingga lebih dari 100 kali dari matahari kita sekarang. Planet Merkurius dan Venus sudah ditelan oleh matahari. Suhu bumi mencapai 1300 derajat. Piramida dan Stonehenge pun akhirnya meleleh. Tidak ada lagi kehidupan di bumi, termasuk bakteri Cyanobacteria. Tetesan air yang terakhir sudah menguap ke angkasa. Di angkasa, H2O terkena radiasi matahari dan terpisah menjadi H dan O.
Hidrogen pergi ke angkasa, namun oksigennya kembali ke bumi. Karena 02 tersebut ada lagi maka bumi pun terbakar. Bumi berubah menjadi planet merah yang terdiri dari batu meleleh tanpa menyisakan bekas-bekas peradaban. Zona layak huni bergeser ke daerah orbit Jupiter, Saturnus, Uranus yang dulunya dingin. Dan pada akhirnya bumi ditelan matahari.
Tapi semua ini hanya hipotesa yang baru akan terjadi 5 milyar tahun lagi. Entah apakah masih ada kehidupan di bumi pada saat itu atau manusia sudah pindah ke planet lain.
Untuk dapat menghasilkan cahayanya sendiri dan bersinar, matahari memiliki bahan bakar helium yang difusi menjadi helium di inti matahari. Matahari menghasilkan energinya dari reaktor nuklir alaminya di pusatnya di mana suhu di pusat matahari berkisar sekitar 14.000.000 °C dan bertekanan 1.000.000.000 atmosfir (tekanan di permukaan bumi sekitar 1 atmosfir). Dengan keadaan panas yang jauh di atas panas membara seperti itu, reaksi nuklir fusi dapat terjadi di matahari. Reaksi nuklir yang terjadi di matahari adalah reaksi peleburan inti hidrogen menjadi inti helium. Nah, setiap detik 657.000.000 ton hidrogen diubah menjadi 652.500.000 ton helium.
Perbedaan massa sebesar 4.500.000 juta ton yang hilang inilah yang diubah menjadi energi. Jika hidrogen mulai menipis, inti matahari akan melakukan penekanan sehingga reaksi fusi yang dilakukan semakin intens. Hal ini berujung pada kematian bintang. Proses kematian matahari mengakibatkan bencana global dalam beberapa tahapan, yaitu:
Pada tahap pertama, suhu bumi menjadi 50-60 derajat celcius. Pada suhu yang seperti itu, pesawat akan susah lepas landas dan harus memiliki tenaga yang lebih kuat. Semua orang di dunia akan kepanasan, tanaman akan mati, dan es di kutub akan mencair sehingga permukaan laut dunia akan naik 60 meter. Kota-kota yang berada di pinggir pantai akan tenggelam.
Pada tahapan kedua ini, suhu meningkat hingga 100 derajat celcius di permukaan bumi. Manusia yang selamat akan pindah ke bawah tanah, dan manusia yang hidup di permukaan akan mati. Kalaupun kita ingin ke permukaan maka kita harus menggunakan baju astonot. Kota-kota akan terbengkalai, sumber-sumber air akan mendidih, organisme terakhir yang masih hidup adalah Cyanobacteria yang tahan terhadap panas. Magnetosfer atau medan magnet bumi ditembus oleh partikel-partikel radiasi matahari.
Pada tahapan ketiga, suhu di bumi meningkat menjadi 300 derajat celcius. Baju-baju astronot sudah tidak bisa melindungi. Orang-orang yang tinggal di bawah tanah pun akan mati. Semua barang-barang akan meleleh. Beton-beton penyusun gedung akan retak karena airnya menguap. Tapi bangunan-bangunan zaman dulu seperti piramida dan stonehenge masih akan bertahan karena tidak menggunakan beton. Laut sudah tidak ada airnya. Kalaupun ada, airnya pasti panas dan mendidih. Konsentrasi O2 (oksigen) rendah hingga di bawah 10% (karena panas dan kalah dengan konsentrasi uap air). Akibatnya, walaupun panas, tidak bisa terbakar karena kekurangan oksigen.
Pada tahapan ini, matahari semakin membesar. Kontraksi gravitasi yang terjadi di matahari menyebabkan intinya semakin memanas, dan helium yang terbentuk sebelumnya dari hidrogen melalui reaksi nuklir, nantinya akan membentuk inti karbon yang lebih berat lagi juga lewat reaksi nuklir. Akibat kontraksi gravitasi yang terjadi, inti matahari semakin panas dan konsekuensinya permukaan matahari kita akan membesar hingga lebih dari 100 kali dari matahari kita sekarang. Planet Merkurius dan Venus sudah ditelan oleh matahari. Suhu bumi mencapai 1300 derajat. Piramida dan Stonehenge pun akhirnya meleleh. Tidak ada lagi kehidupan di bumi, termasuk bakteri Cyanobacteria. Tetesan air yang terakhir sudah menguap ke angkasa. Di angkasa, H2O terkena radiasi matahari dan terpisah menjadi H dan O.
Hidrogen pergi ke angkasa, namun oksigennya kembali ke bumi. Karena 02 tersebut ada lagi maka bumi pun terbakar. Bumi berubah menjadi planet merah yang terdiri dari batu meleleh tanpa menyisakan bekas-bekas peradaban. Zona layak huni bergeser ke daerah orbit Jupiter, Saturnus, Uranus yang dulunya dingin. Dan pada akhirnya bumi ditelan matahari.
Tapi semua ini hanya hipotesa yang baru akan terjadi 5 milyar tahun lagi. Entah apakah masih ada kehidupan di bumi pada saat itu atau manusia sudah pindah ke planet lain.
Langganan:
Postingan (Atom)